JALAN YANG SEMPIT

Anda telah memilih jalan yang sempit

Sekarang marilah kita melihat jalan yang sempit itu, karena jalan itu yang membawa pada pemulihan, itulah KEHIDUPAN.

Marilah kita melihat bahwa di jalan ini ada batu-batu besar yang merintangi yang perlu kita lewati. Tetapi ingat bahwa batu-batu besar ini bukan hanya sekedar merintangi jalan tetapi juga menantang kita untuk membuat langkah maju dan juga menandai langkah maju kita di jalan itu.

BATU YANG PERTAMA adalah mengakui bahwa KITA PUNYA MASALAH. Jangan menganggap hal ini remeh karena kita tidak bisa beranjak ke batu yang kedua tanpa terlebih dahulu melewati yang pertama ini.

Kita tahu alasan-alasan apa yang menghalangi kita untuk maju menuju pemulihan hidup kita, dan banyak dari alasan-alasan itu berhubungan dengan apa yang kita katakan pada diri kita sendiri tentang keadaan kita:
bahwa kita akan baik-baik saja,
bahwa semua orang melakukannya,
bahwa kita masih dapat mengontrolnya,
bahwa kita 'terpaksa' melakukannya,
bahwa kita tertolong olehnya,
bahwa kita terhindar dari masalah yang lebih besar oleh karenanya,
bahwa kita membutuhkannya untuk bisa bertahan,
dll

semua itu menahan kita untuk bisa melompati batu yang pertama.

Kita perlu mengakui bahwa kita punya masalah,
bahwa lepas dari segala alasan yang kita taruh untuk melegitimasi atau mempercantik keadaan kita yang tak bisa mengontrol dorongan seksual kita, kita punya masalah dan kita butuh pertolongan.

Kata kunci untuk melewati batu yang pertama ini adalah MEMINTA BANTUAN ORANG LAIN.

Kita tidak bisa melewatinya tanpa ini.

Bantuan orang lain berarti:
Menyampaikan secara jujur dan terbuka masalah kita kepada seorang yang kita percaya, yang dapat mendengar dan mendukung kita untuk melalui proses ini untuk mencapai kelepasan.

Siapa orang(-orang) lain itu?
Ia bisa pendeta kita,
pelayan Tuhan
kakak rohani
konselor/psikolog
seorang yang takut akan Tuhan
(Siapapun orang itu, dia adalah seorang yang dapat kita percaya, yang dapat mendengar tanpa menghakimi dan yang bersedia untuk mendoakan dan membantu kita menjalani proses pemulihan kita).


Intinya terletak pada langkah kita untuk mengakui kelemahan kita secara jujur kepada diri sendiri, kepada Allah dan kepada orang lain.

Mengapa tidak cukup mengakuinya pada Tuhan saja?
Ada pepatah bijak yang mengatakan: jikalau kau ingin berkubang dalam dosamu, akuilah itu hanya kepada Allah saja.

Adalah penting untuk pertama menerima (mengakui siapa) diri kita sendiri apa adanya,
kemudian memberikan diri kita kepada Allah dan percaya bahwa Allah menerima kita apa adanya,
lalu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menerima kita apa adanya.

Ingat juga bahwa pemikiran bahwa kita tidak dapat diterima apa adanya mengungkung kita dalam tempurung kecanduan seks itu. Yang utama adalah menyadari bahwa Allah tidak menolak siapa pun juga karena Kristus mati bagi kita ketika kita masih berdosa (Roma 5:8).

Secara alamiah kita memang cenderung ingin merahasiakan kecanduan kita karena rasa malu, takut, dsb. namun ada juga rahasia yang perlu kita ketahui tentang hal itu. Cengkraman kecanduan itu terletak pada pilihan kita untuk merahasiakannya. Ketika kita jujur pada diri kita sendiri, jujur pada Tuhan, dan jujur pada orang lain yang membantu kita, maka cengkraman itu menjadi lemah.

Langkah-langkah yang bisa kita ambil sebagai contoh adalah:

Memikirkan tentang seorang yang dapat mendengarkan kerinduan dan pergumulan kita serta mendoakan kita.

Menemui dia. (Jika perlu membuat janji temu, lakukan.) Bagi pria alangkah baiknya untuk menemui seorang pria yang takut akan Tuhan, demikian seorang wanita alangkah baiknya untuk menemui seorang wanita yang takut akan Tuhan.

Mengungkapkan masalah kita dan keinginan kita untuk mengklaim diri kita dengan anugerah Allah, supaya kelepasan menjadi milik kita dan kedamaian dan kepenuhan hidup dapat kita peroleh.

Berdoa bersama-sama dan juga meminta berkat dan doanya bagi diri kita dalam pergumulan ini.

Jika memungkinkan tetapkanlah hari dan jam supaya bisa bertemu dan bercakap-cakap di lain waktu - tak harus selalu mengenai masalah yang sedang dihadapi.

Merenunglah sejenak.


Alangkah baiknya nanti setelah langkah ini dilakukan, dan dengan demikian kita bisa memastikan bahwa batu pertama telah dapat dilewati, kemudian kita melangkah maju untuk melompati batu yang kedua.

BATU YANG KEDUA

(jika Anda memiliki pertanyaan silahkan mengirimkannya lewat email ke konselinganonim@gmail.com. Anda bisa menciptakan email samaran untuk berkonsultasi.)

No comments:

Material di blog ini dapat digunakan dan dibagikan tanpa izin dari blog author sepanjang penggunaannya adalah untuk pelayanan dan tidak mengenakan pungutan biaya apapun.

Popular Posts

Doa Ketentraman Jiwa

Ya Tuhan, karuniakanlah kepadaku
ketentraman jiwa untuk menerima
hal-hal yang tidak dapat aku ubah;
keberanian untuk mengubah
hal-hal yang dapat aku ubah;
dan hikmat untuk membedakan keduanya.
Hidup sehari demi sehari.
Menikmati satu waktu di setiap saat.
Melihat sengsara sebagai jalan pada kedamaian;
sama seperti Dia,
menerima dunia yang berdosa ini
dengan apa adanya, dan percaya
bahwa Ia akan membuat
segala sesuatunya indah
jika aku berserah pada kehendakNya;
supaya aku dapat sedikit berbahagia

dalam hidup ini
dan berlimpah bahagia
ketika aku bersamaNya selama-lamanya.
Amin.