Kepada Tuhan kumengaku segala pelanggaranku.
KepadaNya aku berseru 'tuk selamatkanku.
Dalam kungkungan dosa aku akan binasa,
namun dalam kasih karuniaNya aku memperoleh
belas kasihan.
Lihatlah duka hambaMu ini ya Allah yang Mahapemurah.
Sesungguhnya aku ini telah menyakiti hatiMu.
Segala cela dalam pikiran dan berbuatanku Engkau tahu;
tak ada yang dapat kusembunyikan dari hadapan mataMu.
Jiwaku menangis dalam pengembaraannya.
Di pondok-pondok kesengsaraan ia telah mencari penghiburannya.
Bahkan di sana ia telah tinggal dalam penyelewengannya,
seakan tak mau pulang lagi.
Di sana ia mencari kesenangannya,
dalam kemabukan dan kebutaan hati,
karena semua yang ada hanya untuk menggembirakan
tubuh dan pikiran yang merangkai jalan menuju maut.
Selamatkanlah aku, ya Allah.
Jauhkanlah aku dari jerat kejahatan,
dari keculasan dan kebodohan pikiran-pikiran yang datang padaku
di kala aku lelah dan patah semangat.
Ampunilah aku yang berdosa ini.
Bersihkanlah aku dari pelanggaran-pelanggaranku.
Dan anugerahkanlah kepadaku hati nurani yang bersih,
supaya hidupku menyenangkan hatiMu,
dan doa-doaku naik ke hadiratMu.
PEMULIHAN GAMBAR DIRI
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,-- itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri" (Efesus 2:8-9)
Kesaksian: Kasih Allah yang Mengubahkan
Sumber Kesaksian: Lukas Bundiyanto
Saya Lukas Bundiyanto, anak pertama dari lima bersaudara. Kehidupan saya yang hancur berantakan di Bali. Sebenarnya saya minggat ke Bali karena papa saya marah setelah mengetahui saya suka ke tempat pelacuran di Magelang.
Kebiasaan ini saya ulangi lagi ketika saya sudah bekerja di Bali dan tidak hidup bersama dengan pasangan gay saya itu lagi. Jadi di Bali selain menjalani hubungan sesama jenis, saya juga beberapa kali pergi ke tempat pelacuran wanita. Semua jenis dosa sudah saya lakukan. Dari free-sex sampai nge-drugs. Hidup saya benar-benar hancur.
Awal mengenal kehidupan gay
Ketika di pesawat jurusan Yogja - Denpasar saya bertemu dengan seorang pria. Orang ini bertanya saya mau ke mana dan saya menjawab bahwa saya minggat. Akhirnya orang itu menawarkan diri apakah saya mau tinggal bersamanya. Saya menyetujuinya.
Minggu-minggu pertama tidak ada apa-apa. Namun memasuki minggu ketiga pria ini melakukan sesuatu yang 'aneh' terhadap saya. Dia mulai menggerayangi tubuh saya. Ternyata dia seorang gay.
Awalnya saya jijik karena ini adalah awal hubungan saya dengan sesama jenis. Namun karena sungkan atas pertolongannya selama ini akhirnya saya ikuti saja keinginannya. Lama-kelamaan saya jadi menikmati hubungan sejenis itu. Saya hidup bersama dengannya kurang lebih selama enam bulan. Setelah itu kami pisah karena saya sudah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Saya bekerja sebagai tukang pijat plus.
Pergi ke gereja
Pada suatu hari di Minggu pagi di bulan Desember 1997 untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki saya ke gereja. Saya diajak oleh seorang teman kost saya yang bernama Esther. Saya tidak tahu kenapa pagi itu saya ada keinginan untuk pergi ke gereja. Padahal malamnya sampai jam 5 pagi hari saya baru clubbing ke beberapa diskotik di daerah Kuta. Dan malam itu ada pemeriksaan narkoba. Saat itu saya membawa ecstasy. Semua kami digeledah.
Oleh anugrah dan kemurahan Tuhan saat itu saya lolos. Karena saya berhasil membuang ecstasy tersebut tanpa diketahui oleh aparat. Padahal saat itu saya belum mengenal Tuhan Yesus. Sedangkan teman saya saat itu berhasil ditangkap dan dipenjara selama 6 tahun.
Pagi itu ketika pulang dari gereja saya tidak merasa ada sesuatu yang spektakuler. Semua berjalan biasa saja. Tapi entah kenapa Minggu depannya lagi yaitu tanggal 4 Januari 1998 saya punya kerinduan untuk datang ke gereja itu lagi. Kali ini saya merasa berbeda. Merasa ada kedamaian di dalam hati saya. Meskipun demikian saya tetap masih melakukan kewajiban agama saya. Kemudian pada tanggal 11 Januari 1998 adalah Minggu yang ke-3 saya datang ke gereja.
Ketika sedang kebaktian pada jam 8 pagi saya mendengar ada suara pria yang berkata, "Saatnya Aku memanggilmu sekarang." suaraNya jelas sekali. Saya mendengarnya secara audible. Kemudian saya melihat ke kanan dan ke kiri saya barangkali ada pria yang berbicara kepada saya. Namun kiri dan kanan saya adalah wanita. Suara itu saya dengar sampai tiga kali. Dalam hati saya berkata ini suara Tuhan Yesus.
Tapi saya tidak percaya saat itu kalau itu suara Tuhan. Suara itu saya abaikan saja. Namun ketika ada tantangan altar call saya tidak tahu tiba-tiba saya bisa rebah di tempat duduk saya, kemudian saya bangkit kembali dan berlari ke depan mimbar. Saat itu yang melayani adalah seorang hamba Tuhan dari Amerika. Ketika itu berkata (saya baru tahu kalau itu nubuatan setelah bertobat menerima Tuhan Yesus), "Kamu akan menjadi penyelamat keluargamu dan menjadi terang buat keluargamu dan bangsa-bangsa."
Mendengar suara Tuhan
Sejak saat itu, mulai Minggu depannya lagi tanggal 18 Januari 1998 saya punya kerinduan yang sangat dalam untuk mengenal Tuhan Yesus bahkan dibaptis. Kemudian saya mulai ikut komsel (di GBI Lembah Pujian namanya Komunitas Mesianik). Akhirnya saya menyerahkan diri saya untuk dibaptis pada tanggal 25 April 1998. Saya menerima Tuhan Yesus di dalam keadaan saya berhutang kurang lebih 40-an juta.
Karena saya korupsi uang kantor dan ketahuan setelah diaudit. Akhirnya saya harus mencicil hutang saya dengan cara gaji saya dipotong. Namun tetap tidak bisa melunasi hutang saya seluruhnya. Saya hanya bisa melunasi setengahnya. Saya tidak tahu lagi bagaimana caranya. Ketika sedang mengendarai motor saat pulang kerja keluarlah nyanyian ini dari mulut saya, "Dia buka jalan saat tiada jalan...". Kemudian ada kalimat firman Tuhan yang tiba-tiba keluar menjadi rhema buat saya yaitu, "Dengan tinggal tenang terletak kekuatanmu." Keesokan harinya saya bisa dengan berani menghadap pimpinan saya mengaku semua kesalahan saya dan dia memberikan kesempatan kepada saya buat mencicil hutang saya.
Bahkan dia meminjamkan motornya buat saya pakai. Saya melihat keajaiban dan pertolongan Tuhan di dalam hidup saya. Karena orang-orang yang tadinya saya harapkan dapat menolong saya ternyata tidak dapat membantu. Saat itu saya ingat lagi Firman Tuhan yang berkata, "Janganlah berharap dan bersandar kepada manusia." Saat itu saya menangis dan saya semakin sungguh-sungguh datang kepada Tuhan. Kemudian saya mulai rajin mengikuti doa malam juga.
Pertolongan Tuhan
Dalam doa malam itu Tuhan kembali membuktikan pertolongannya. Ada seorang ibu yang mendatangi saya dan berkata, "Tuhan memberitahukan tante bahwa kamu ada masalah berat, tapi bukan masalah keluarga, pekerjaan atau pacar tapi keuangan. Berapa jumlahnya?" Awalnya saya tidak mau menyebutkan jumlahnya karena sungkan, namun setelah didesak saya sebutkan angka yang masih harus saya selesaikan yaitu hutang saya sebesar Rp.22 juta.
Saat itu beliau berkata, "OK, hari Minggu kamu ambil uangnya. Tante cuma minta kwitansinya aja." Saat itu saya menangis. Ternyata enam tahun kemudian beliau baru cerita bahwa uang itu adalah hasil penjualan tokonya yang ada di Bedugul dan jumlahnya persis seperti yang saya sebutkan di atas. Hutang saya lunas! Tuhan memang luar biasa!
Namun ketika Tuhan menangkap hidup saya, saya mulai meninggalkan semua dosa-dosa lama. Tidak seketika memang, semuanya berjalan melalui proses. Saya mulai meninggalkan komunitas saya yang lama dan mulai membangun hidup yang baru dengan keluarga rohani sejak saya mengenal kebenaran di dalam Tuhan Yesus. Saya dilayani pelepasan dari keterikatan saya dengan hubungan sesama jenis dan dosa-dosa lama saya lainnya. Saya dilayani oleh Ibu I Ketut Labek. Saya mulai ikut Sekolah Orientasi Melayani, saya ikut komsel dan dengan berjalannya waktu mulai ambil bagian di dalam pelayanan. Saya angkut-angkut kursi, kemudian saya menjadi ketua komsel dan aktif di dalam creative ministry.
Jatuh bangun lagi
Namun kehidupan saya selanjutnya tidak berjalan dengan mulus. Pada akhir tahun 1999 sampai awal tahun 2000 saya jatuh lagi di dalam dosa homoseksual. Saya jatuh lagi karena saya kecewa dan kepahitan dengan orang yang sudah saya anggap kakak rohani saya sendiri. Padahal saat itu saya sudah dipercayakan melayani sebagai ketua komsel.
Saya sudah percaya kepada dia, tapi waktu itu dia membuat saya tersinggung, sakit hati sehingga saya jatuh lagi. Pada saat yang bersamaan dengan itu juga mantan pacar sesama jenis saya menghubungi saya kembali. Sehingga saya jatuh lagi selama kurang lebih enam bulan.
Saya tidak ke gereja lagi karena saya dituduh korupsi uang perusahaan. Jadi saya melarikan diri dari Tuhan dan persekutuan dengan saudara seiman. Saat itu saya berniat pergi ke Jakarta. Namun Tuhan tidak izinkan sehingga detik-detik saya mau berangkat ke Jakarta saya mengalami sakit panas yang sangat tinggi.
Pemulihan terjadi
Karena lama-kelamaan saya tidak pernah kelihatan datang ke gereja, beberapa orang sahabat saya heran. Akhirnya mereka bertanya ada apa dengan saya dan saya menceritakan semua kejadian yang saya alami. Itulah gunanya sahabat. Jadi ketika kita menghadapi masa-masa yang buruk dan tidak menyenangkan merekalah yang menopang kita dan membawa kita bangkit kembali. Kalau tidak ada mereka saya benar-benar terhilang.
Akhirnya saya mau datang ke gereja lagi. Dan saya tinggal bersama sahabat saya yang bernama Suhardiman selama 3 tahun. Dari tahun 2000 sampai tahun 2003. Karena saat itu saya terus dikejar-kejar pasangan gay saya yang dulu. Satu pelajaran yang saya tangkap adalah ketika kita lemah kita harus memiliki sahabat yang melindungi dan meng-cover kita. Jadi ketika kita lemah kita tidak boleh tinggal sendiri. Karena pasti jatuh.
Dalam sebuah fellowship gereja di Bedugul hubungan saya dengan kakak rohani saya itu dipulihkan. Memang butuh waktu untuk mengembalikan hubungan yang sempat retak yaitu kurang lebih setahun sampai Tuhan pulihkan di Bedugul itu.
Kemudian saya mulai pelayanan lagi. Saya melayani di Sekolah Minggu. Tahun 2004 saya mulai pelayanan sekolah minggu ke daerah-daerah di timur Indonesia seperti di Kupang - NTT. Tahun 2005 saya pelayanan di Waingapu dan Waikabubak. Di sana kami mengadakan KKR anak. Juni 2006, saya juga pelayanan ke Papua.
Pada bulan Mei 2005 lalu saya ditahbiskan sebagai Pendeta Pembantu. Karena panggilan Tuhan yang begitu kuat dalam hidup saya, khususnya di pelayanan anak, akhirnya saya memutuskan menjadi pelayan Tuhan sepenuh waktu. Sehari-hari saya melayani sebagai penyiar radio ROCK FM di Lembah Pujian Bali.
Saya percaya bahwa Tuhan sudah punya rencana dalam hidup saya jika saya bisa seperti sekarang ini. Orangtua dan keluarga saya yang tadinya tidak bisa menerima saya karena saya pindah agama dan ikut Tuhan Yesus, sekarang malah senang apalagi saya sudah menjadi hamba Tuhan. Bahkan beberapa waktu yang lalu saya sempat mengajak kedua orangtua saya berlibur ke Bali, tempat di mana saya mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus yang mengubah hidup saya yang tadinya bergelimang dosa, kemudian dipulihkan dan sekarang diangkat menjadi alat kerajaanNya.
Kebiasaan ini saya ulangi lagi ketika saya sudah bekerja di Bali dan tidak hidup bersama dengan pasangan gay saya itu lagi. Jadi di Bali selain menjalani hubungan sesama jenis, saya juga beberapa kali pergi ke tempat pelacuran wanita. Semua jenis dosa sudah saya lakukan. Dari free-sex sampai nge-drugs. Hidup saya benar-benar hancur.
Awal mengenal kehidupan gay
Ketika di pesawat jurusan Yogja - Denpasar saya bertemu dengan seorang pria. Orang ini bertanya saya mau ke mana dan saya menjawab bahwa saya minggat. Akhirnya orang itu menawarkan diri apakah saya mau tinggal bersamanya. Saya menyetujuinya.
Minggu-minggu pertama tidak ada apa-apa. Namun memasuki minggu ketiga pria ini melakukan sesuatu yang 'aneh' terhadap saya. Dia mulai menggerayangi tubuh saya. Ternyata dia seorang gay.
Awalnya saya jijik karena ini adalah awal hubungan saya dengan sesama jenis. Namun karena sungkan atas pertolongannya selama ini akhirnya saya ikuti saja keinginannya. Lama-kelamaan saya jadi menikmati hubungan sejenis itu. Saya hidup bersama dengannya kurang lebih selama enam bulan. Setelah itu kami pisah karena saya sudah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Saya bekerja sebagai tukang pijat plus.
Pergi ke gereja
Pada suatu hari di Minggu pagi di bulan Desember 1997 untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki saya ke gereja. Saya diajak oleh seorang teman kost saya yang bernama Esther. Saya tidak tahu kenapa pagi itu saya ada keinginan untuk pergi ke gereja. Padahal malamnya sampai jam 5 pagi hari saya baru clubbing ke beberapa diskotik di daerah Kuta. Dan malam itu ada pemeriksaan narkoba. Saat itu saya membawa ecstasy. Semua kami digeledah.
Oleh anugrah dan kemurahan Tuhan saat itu saya lolos. Karena saya berhasil membuang ecstasy tersebut tanpa diketahui oleh aparat. Padahal saat itu saya belum mengenal Tuhan Yesus. Sedangkan teman saya saat itu berhasil ditangkap dan dipenjara selama 6 tahun.
Pagi itu ketika pulang dari gereja saya tidak merasa ada sesuatu yang spektakuler. Semua berjalan biasa saja. Tapi entah kenapa Minggu depannya lagi yaitu tanggal 4 Januari 1998 saya punya kerinduan untuk datang ke gereja itu lagi. Kali ini saya merasa berbeda. Merasa ada kedamaian di dalam hati saya. Meskipun demikian saya tetap masih melakukan kewajiban agama saya. Kemudian pada tanggal 11 Januari 1998 adalah Minggu yang ke-3 saya datang ke gereja.
Ketika sedang kebaktian pada jam 8 pagi saya mendengar ada suara pria yang berkata, "Saatnya Aku memanggilmu sekarang." suaraNya jelas sekali. Saya mendengarnya secara audible. Kemudian saya melihat ke kanan dan ke kiri saya barangkali ada pria yang berbicara kepada saya. Namun kiri dan kanan saya adalah wanita. Suara itu saya dengar sampai tiga kali. Dalam hati saya berkata ini suara Tuhan Yesus.
Tapi saya tidak percaya saat itu kalau itu suara Tuhan. Suara itu saya abaikan saja. Namun ketika ada tantangan altar call saya tidak tahu tiba-tiba saya bisa rebah di tempat duduk saya, kemudian saya bangkit kembali dan berlari ke depan mimbar. Saat itu yang melayani adalah seorang hamba Tuhan dari Amerika. Ketika itu berkata (saya baru tahu kalau itu nubuatan setelah bertobat menerima Tuhan Yesus), "Kamu akan menjadi penyelamat keluargamu dan menjadi terang buat keluargamu dan bangsa-bangsa."
Mendengar suara Tuhan
Sejak saat itu, mulai Minggu depannya lagi tanggal 18 Januari 1998 saya punya kerinduan yang sangat dalam untuk mengenal Tuhan Yesus bahkan dibaptis. Kemudian saya mulai ikut komsel (di GBI Lembah Pujian namanya Komunitas Mesianik). Akhirnya saya menyerahkan diri saya untuk dibaptis pada tanggal 25 April 1998. Saya menerima Tuhan Yesus di dalam keadaan saya berhutang kurang lebih 40-an juta.
Karena saya korupsi uang kantor dan ketahuan setelah diaudit. Akhirnya saya harus mencicil hutang saya dengan cara gaji saya dipotong. Namun tetap tidak bisa melunasi hutang saya seluruhnya. Saya hanya bisa melunasi setengahnya. Saya tidak tahu lagi bagaimana caranya. Ketika sedang mengendarai motor saat pulang kerja keluarlah nyanyian ini dari mulut saya, "Dia buka jalan saat tiada jalan...". Kemudian ada kalimat firman Tuhan yang tiba-tiba keluar menjadi rhema buat saya yaitu, "Dengan tinggal tenang terletak kekuatanmu." Keesokan harinya saya bisa dengan berani menghadap pimpinan saya mengaku semua kesalahan saya dan dia memberikan kesempatan kepada saya buat mencicil hutang saya.
Bahkan dia meminjamkan motornya buat saya pakai. Saya melihat keajaiban dan pertolongan Tuhan di dalam hidup saya. Karena orang-orang yang tadinya saya harapkan dapat menolong saya ternyata tidak dapat membantu. Saat itu saya ingat lagi Firman Tuhan yang berkata, "Janganlah berharap dan bersandar kepada manusia." Saat itu saya menangis dan saya semakin sungguh-sungguh datang kepada Tuhan. Kemudian saya mulai rajin mengikuti doa malam juga.
Pertolongan Tuhan
Dalam doa malam itu Tuhan kembali membuktikan pertolongannya. Ada seorang ibu yang mendatangi saya dan berkata, "Tuhan memberitahukan tante bahwa kamu ada masalah berat, tapi bukan masalah keluarga, pekerjaan atau pacar tapi keuangan. Berapa jumlahnya?" Awalnya saya tidak mau menyebutkan jumlahnya karena sungkan, namun setelah didesak saya sebutkan angka yang masih harus saya selesaikan yaitu hutang saya sebesar Rp.22 juta.
Saat itu beliau berkata, "OK, hari Minggu kamu ambil uangnya. Tante cuma minta kwitansinya aja." Saat itu saya menangis. Ternyata enam tahun kemudian beliau baru cerita bahwa uang itu adalah hasil penjualan tokonya yang ada di Bedugul dan jumlahnya persis seperti yang saya sebutkan di atas. Hutang saya lunas! Tuhan memang luar biasa!
Namun ketika Tuhan menangkap hidup saya, saya mulai meninggalkan semua dosa-dosa lama. Tidak seketika memang, semuanya berjalan melalui proses. Saya mulai meninggalkan komunitas saya yang lama dan mulai membangun hidup yang baru dengan keluarga rohani sejak saya mengenal kebenaran di dalam Tuhan Yesus. Saya dilayani pelepasan dari keterikatan saya dengan hubungan sesama jenis dan dosa-dosa lama saya lainnya. Saya dilayani oleh Ibu I Ketut Labek. Saya mulai ikut Sekolah Orientasi Melayani, saya ikut komsel dan dengan berjalannya waktu mulai ambil bagian di dalam pelayanan. Saya angkut-angkut kursi, kemudian saya menjadi ketua komsel dan aktif di dalam creative ministry.
Jatuh bangun lagi
Namun kehidupan saya selanjutnya tidak berjalan dengan mulus. Pada akhir tahun 1999 sampai awal tahun 2000 saya jatuh lagi di dalam dosa homoseksual. Saya jatuh lagi karena saya kecewa dan kepahitan dengan orang yang sudah saya anggap kakak rohani saya sendiri. Padahal saat itu saya sudah dipercayakan melayani sebagai ketua komsel.
Saya sudah percaya kepada dia, tapi waktu itu dia membuat saya tersinggung, sakit hati sehingga saya jatuh lagi. Pada saat yang bersamaan dengan itu juga mantan pacar sesama jenis saya menghubungi saya kembali. Sehingga saya jatuh lagi selama kurang lebih enam bulan.
Saya tidak ke gereja lagi karena saya dituduh korupsi uang perusahaan. Jadi saya melarikan diri dari Tuhan dan persekutuan dengan saudara seiman. Saat itu saya berniat pergi ke Jakarta. Namun Tuhan tidak izinkan sehingga detik-detik saya mau berangkat ke Jakarta saya mengalami sakit panas yang sangat tinggi.
Pemulihan terjadi
Karena lama-kelamaan saya tidak pernah kelihatan datang ke gereja, beberapa orang sahabat saya heran. Akhirnya mereka bertanya ada apa dengan saya dan saya menceritakan semua kejadian yang saya alami. Itulah gunanya sahabat. Jadi ketika kita menghadapi masa-masa yang buruk dan tidak menyenangkan merekalah yang menopang kita dan membawa kita bangkit kembali. Kalau tidak ada mereka saya benar-benar terhilang.
Akhirnya saya mau datang ke gereja lagi. Dan saya tinggal bersama sahabat saya yang bernama Suhardiman selama 3 tahun. Dari tahun 2000 sampai tahun 2003. Karena saat itu saya terus dikejar-kejar pasangan gay saya yang dulu. Satu pelajaran yang saya tangkap adalah ketika kita lemah kita harus memiliki sahabat yang melindungi dan meng-cover kita. Jadi ketika kita lemah kita tidak boleh tinggal sendiri. Karena pasti jatuh.
Dalam sebuah fellowship gereja di Bedugul hubungan saya dengan kakak rohani saya itu dipulihkan. Memang butuh waktu untuk mengembalikan hubungan yang sempat retak yaitu kurang lebih setahun sampai Tuhan pulihkan di Bedugul itu.
Kemudian saya mulai pelayanan lagi. Saya melayani di Sekolah Minggu. Tahun 2004 saya mulai pelayanan sekolah minggu ke daerah-daerah di timur Indonesia seperti di Kupang - NTT. Tahun 2005 saya pelayanan di Waingapu dan Waikabubak. Di sana kami mengadakan KKR anak. Juni 2006, saya juga pelayanan ke Papua.
Pada bulan Mei 2005 lalu saya ditahbiskan sebagai Pendeta Pembantu. Karena panggilan Tuhan yang begitu kuat dalam hidup saya, khususnya di pelayanan anak, akhirnya saya memutuskan menjadi pelayan Tuhan sepenuh waktu. Sehari-hari saya melayani sebagai penyiar radio ROCK FM di Lembah Pujian Bali.
Saya percaya bahwa Tuhan sudah punya rencana dalam hidup saya jika saya bisa seperti sekarang ini. Orangtua dan keluarga saya yang tadinya tidak bisa menerima saya karena saya pindah agama dan ikut Tuhan Yesus, sekarang malah senang apalagi saya sudah menjadi hamba Tuhan. Bahkan beberapa waktu yang lalu saya sempat mengajak kedua orangtua saya berlibur ke Bali, tempat di mana saya mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus yang mengubah hidup saya yang tadinya bergelimang dosa, kemudian dipulihkan dan sekarang diangkat menjadi alat kerajaanNya.
"Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?"(Yehezkiel 18:31)
Sumber: JAWABAN.com
Pemulihan dari Perilaku Hmoseksual
Isu tentang homoseks adalah yang paling kontroversial di zaman sekarang ini, dan karena isu ini sudah dipolitisir sedemikian rupa, pemahaman yang diperlukan untuk mengerti masalah ini menjadi kabur, dan semakin banyak orang yang terjebak dalam debat intelektual yang dipakai dalam retorika berpolitik, dan melupakan mereka yang sedang bergumul dalam masalah ini dan ingin keluar dari padanya.
Namun sekarang ini, marilah kita menenangkan pikiran kita dan meredakan kegaduhan dalam hati kita, supaya kita dapat memahami apa sebenarnya yang sedang dialami oleh seseorang yang bergumul dengan ketertarikan pada sesama jenis.
Kita semua tahu bahwa masa remaja adalah masa pencarian jati diri. Pada masa ini fungsi-fungsi seksual pada manusia terbentuk atau menjadi matang. Wanita mulai mengalami menstruasi (haid), yaitu pelepasan luluh dinding rahim dari tubuh. Laki-laki mulai memroduksi sperma yang ketika jumlahnya melebihi ambang batas, tubuh secara spontan mengeluarkannya melalui proses ’mimpi basah.’ Pada bagian-bagian tubuh tertentu, seperti ketiak dan bagian kelamin mulai ditumbuhi bulu-bulu yang menandakan proses kedewasaan. Jerawat datang tak diundang, tinggi badan bertambah dengan cepat, suara laki-laki membesar, semua ini seringkali mendatangkan kekuatiran, kebingungan, rasa tak aman, tak nyaman, dan sebagainya pada remaja. Namun, tentu saja tidak hanya hal-hal yang ’kurang’ menyenangkan itu yang hadir, ada pula rasa ”tak terungkapkan dengan kata” yang banyak kali disebut ”jatuh cinta,” yang umumnya terjadi antara laki-laki dan perempuan.
Seiring dengan berjalannya proses ini, remaja putra dan putri mulai memahami bahwa apa yang sedang terjadi pada diri mereka adalah normal. Mereka belajar beradaptasi dan mengembangkan kemampuan untuk berinteraksi sosial dan menjalankan fungsi-fungsi dalam lingkungan pergaulan mereka di rumah dan masyarakat, serta mengatasi tantangan dan masalah yang mereka hadapi.
Akan tetapi, ada juga remaja yang oleh karena pengalaman traumatis mereka di masa kanak-kanak, misalnya karena dilecehkan secara seksual, tidak memiliki figur ayah/ibu, merasa kesepian, tertolak, dan lain sebagainya, serta ditambah oleh pengaruh lingkungan pergaulan, media informasi dan komunikasi, dan kemudian faktor-faktor internal lainnya, mengembangkan suatu bentuk emosi yang sumber pemuasannya bukan dari lawan jenis, melainkan dari sesama jenis.
Tidak semua orang yang mengalami trauma di masa kanak-kanak kemudian mengembangkan emosi semacam ini. Faktor kekuatan jiwa dapat menjadi alasan dari hal ini. Itu sebabnya, keterlibatan faktor-faktor internal, yang bisa berarti menyangkut hal emosional atau biologis, kemungkinan mempengaruhi keputusan seseorang untuk memilih cara hidup homoseks. Hal mengenai kemungkinan terlibatnya faktor-faktor internal inilah yang tak jarang dijadikan alasan oleh orang-orang tertentu untuk mendukung perilaku homoseks.
Namun, jika Anda adalah seorang yang sedang mencari pemulihan dari perilaku hidup homoseks, ada beberapa hal yang Anda perlu ketahui.
Yang pertama adalah Tuhan mengasihi Anda. Hal ini benar, sekalipun semua hal yang dapat Anda ingat dalam hidup Anda hanya mengatakan kebalikannya. Kristus mati untuk pelaku homoseks juga.
Anda mungkin bertanya, kalau demikian, Kristus bisa menerima saya sebagai seorang homoseks?
Kristus sudah terlebih dahulu menerima kita lepas dari siapa kita dan apa yang sudah kita perbuat dalam hidup kita. Dan karena itu, Ia memanggil kita semua untuk masuk ke dalam hubungan persahabatan denganNya.
Ketika kita menerima Kristus di dalam hidup kita, masa lalu kita telah ditebus, dan masa depan kita dijamin. Kita menjadi manusia yang baru; menanggalkan manusia lama kita bersama dendam, amarah, sakit hati, luka batin, kekecewaan, penderitaan, penolakan, benci, dan lain sebagainya; dan ketika Kristus mengangkat semua itu dari hidup kita, kita akan kehilangan semua alasan mengapa kita semua seperti kita sebelum bertemu dengan PribadiNya. Mengapa kita lebih senang mabuk, lebih senang memakai obat-obat terlarang, lebih senang melakukan hal-hal yang tidak senonoh, suka mencuri, tega membunuh, dan lain sebagainya; itu semua karena manusia lama kita masih memerintah. Tetapi ketika terang Kristus hadir di dalam hidup kita, kegelapan di dalamnya lenyap dengan sendirinya. Besar kemungkinan bahwa tubuh kita akan mendesak kita untuk melakukan hal-hal yang mana ia telah dibiasakan, namun alasan untuk menuruti keinginan tubuh kita sudah tidak akan ada lagi, dan belenggu atas hidup kita dihancurkan. Tuhan sudah mengubahkan kita.
Tuhan sanggup melakukan semua ini, tetapi apakah kita mau diubahkan?
Kalau kita ingin keluar dari belenggu homoseks, kita harus mau diubahkan. Hanya dengan cara demikian kuasa Allah mempunyai keluasan untuk membaharui hidup kita yang lama menjadi baru dan bermakna.
Kasih dari siapakah yang telah kita cari-cari di dalam hidup kita?
Tuhan telah mengasihi kita sebesar Ia rela mati untuk menebus dosa-dosa kita – tapi Ia tidak tinggal dalam alam maut, melainkan Ia bangkit supaya menjadi Tuhan atas orang-orang yang hidup, supaya dengan demikian kita bisa melihat karyaNya di dalam hidup kita.
Apakah kita juga mau mengasihiNya dengan segenap hati kita?
Tanpa kasih kita kepadaNya, maka semua komitmen dan kesalehan hidup kita pun tidak lain hanya egoisme semata-mata, karena jika demikian adanya, maka tujuan kita adalah diri kita sendiri. Apa yang nampak sebagai pengorbanan pun, takkan memberi faedah pada hubungan kita dengan Dia, karena pada hakikatnya kita mencari pemuasan diri kita sendiri. Hanya dengan sungguh-sungguh mengasihiNya, kita dapat bertumbuh di dalam Dia.
Dan ketika kita bertumbuh bersama dengan Dia, tantangan dan penderitaan apapun tidak akan merampas kita dari padaNya. Tantangan yang kita hadapi dapat membuat kita lemah bahkan terjerembab, tapi anugerah dan kekuatanNya akan mengangkat dan menolong kita terus bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus. Sampai waktunya kita pergi kepadaNya, atau jika Ia sendiri datang dan mendapati kita setia, dan kita akan bersama dengan Dia, dan Dia bersama-sama dengan kita.
Jikalau hal ini menjadi kerinduan Anda, dan Anda sendiri merasakan bahwa Allahlah yang sedang memanggil Anda untuk melakukan hal demikian, dengan iman bahwa Allah setia dan tidak membatalkan janji-janjiNya, maka terimalah kasih Tuhan itu ke dalam hati Anda, dan jangan biarkan keraguan atau rasa takut menghalangi keputusan Anda. Rangkullah kekuatan Tuhan, dan melangkahlah. Dengan demikian, Anda memiliki sebuah identitas yang sejati, yang tidak hanya terikat di bumi, tetapi juga di sorga.
Sebagai seorang yang telah lahir baru dan sedang bertumbuh dalam Kristus, carilah persekutuan di mana iman Anda dapat bertumbuh, dan tunjukkanlah buah-buah pertobatan. Hendaklah anugerah yang Tuhan berikan kepada Anda, diterima dengan rendah hati. Bersabarlah dalam bertumbuh, dan ingatlah bahwa pertumbuhan mau tak mau mensyaratkan rasa sakit. Menjadi milik Tuhan bukan berarti semua orang akan mengasihi dan bersikap baik kepada Anda, namun ingatlah bahwa kasih Tuhan kepada kita semua tak berubah, dan Ia mengasihi orang yang berbuat salah pada kita, sama seperti Ia mengasihi kita. Janganlah kita membalas kejahatan dengan kejahatan, namun kalahkanlah kejahatan dengan kabaikan. Mintalah hikmat kepada Tuhan untuk bagaimana membagikan kabar baik yang telah Anda terima kepada orang lain.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Material di blog ini dapat digunakan dan dibagikan tanpa izin dari blog author sepanjang penggunaannya adalah untuk pelayanan dan tidak mengenakan pungutan biaya apapun.
Popular Posts
Doa Ketentraman Jiwa
Ya Tuhan, karuniakanlah kepadaku
ketentraman jiwa untuk menerima
hal-hal yang tidak dapat aku ubah;
keberanian untuk mengubah
hal-hal yang dapat aku ubah;
dan hikmat untuk membedakan keduanya.
Hidup sehari demi sehari.
Menikmati satu waktu di setiap saat.
Melihat sengsara sebagai jalan pada kedamaian;
sama seperti Dia,
menerima dunia yang berdosa ini
dengan apa adanya, dan percaya
bahwa Ia akan membuat
segala sesuatunya indah
jika aku berserah pada kehendakNya;
supaya aku dapat sedikit berbahagia
dalam hidup ini
dan berlimpah bahagia
ketika aku bersamaNya selama-lamanya.
Amin.
ketentraman jiwa untuk menerima
hal-hal yang tidak dapat aku ubah;
keberanian untuk mengubah
hal-hal yang dapat aku ubah;
dan hikmat untuk membedakan keduanya.
Hidup sehari demi sehari.
Menikmati satu waktu di setiap saat.
Melihat sengsara sebagai jalan pada kedamaian;
sama seperti Dia,
menerima dunia yang berdosa ini
dengan apa adanya, dan percaya
bahwa Ia akan membuat
segala sesuatunya indah
jika aku berserah pada kehendakNya;
supaya aku dapat sedikit berbahagia
dalam hidup ini
dan berlimpah bahagia
ketika aku bersamaNya selama-lamanya.
Amin.