Isu tentang homoseks adalah yang paling kontroversial di zaman sekarang ini, dan karena isu ini sudah dipolitisir sedemikian rupa, pemahaman yang diperlukan untuk mengerti masalah ini menjadi kabur, dan semakin banyak orang yang terjebak dalam debat intelektual yang dipakai dalam retorika berpolitik, dan melupakan mereka yang sedang bergumul dalam masalah ini dan ingin keluar dari padanya.
Namun sekarang ini, marilah kita menenangkan pikiran kita dan meredakan kegaduhan dalam hati kita, supaya kita dapat memahami apa sebenarnya yang sedang dialami oleh seseorang yang bergumul dengan ketertarikan pada sesama jenis.
Kita semua tahu bahwa masa remaja adalah masa pencarian jati diri. Pada masa ini fungsi-fungsi seksual pada manusia terbentuk atau menjadi matang. Wanita mulai mengalami menstruasi (haid), yaitu pelepasan luluh dinding rahim dari tubuh. Laki-laki mulai memroduksi sperma yang ketika jumlahnya melebihi ambang batas, tubuh secara spontan mengeluarkannya melalui proses ’mimpi basah.’ Pada bagian-bagian tubuh tertentu, seperti ketiak dan bagian kelamin mulai ditumbuhi bulu-bulu yang menandakan proses kedewasaan. Jerawat datang tak diundang, tinggi badan bertambah dengan cepat, suara laki-laki membesar, semua ini seringkali mendatangkan kekuatiran, kebingungan, rasa tak aman, tak nyaman, dan sebagainya pada remaja. Namun, tentu saja tidak hanya hal-hal yang ’kurang’ menyenangkan itu yang hadir, ada pula rasa ”tak terungkapkan dengan kata” yang banyak kali disebut ”jatuh cinta,” yang umumnya terjadi antara laki-laki dan perempuan.
Seiring dengan berjalannya proses ini, remaja putra dan putri mulai memahami bahwa apa yang sedang terjadi pada diri mereka adalah normal. Mereka belajar beradaptasi dan mengembangkan kemampuan untuk berinteraksi sosial dan menjalankan fungsi-fungsi dalam lingkungan pergaulan mereka di rumah dan masyarakat, serta mengatasi tantangan dan masalah yang mereka hadapi.
Akan tetapi, ada juga remaja yang oleh karena pengalaman traumatis mereka di masa kanak-kanak, misalnya karena dilecehkan secara seksual, tidak memiliki figur ayah/ibu, merasa kesepian, tertolak, dan lain sebagainya, serta ditambah oleh pengaruh lingkungan pergaulan, media informasi dan komunikasi, dan kemudian faktor-faktor internal lainnya, mengembangkan suatu bentuk emosi yang sumber pemuasannya bukan dari lawan jenis, melainkan dari sesama jenis.
Tidak semua orang yang mengalami trauma di masa kanak-kanak kemudian mengembangkan emosi semacam ini. Faktor kekuatan jiwa dapat menjadi alasan dari hal ini. Itu sebabnya, keterlibatan faktor-faktor internal, yang bisa berarti menyangkut hal emosional atau biologis, kemungkinan mempengaruhi keputusan seseorang untuk memilih cara hidup homoseks. Hal mengenai kemungkinan terlibatnya faktor-faktor internal inilah yang tak jarang dijadikan alasan oleh orang-orang tertentu untuk mendukung perilaku homoseks.
Namun, jika Anda adalah seorang yang sedang mencari pemulihan dari perilaku hidup homoseks, ada beberapa hal yang Anda perlu ketahui.
Yang pertama adalah Tuhan mengasihi Anda. Hal ini benar, sekalipun semua hal yang dapat Anda ingat dalam hidup Anda hanya mengatakan kebalikannya. Kristus mati untuk pelaku homoseks juga.
Anda mungkin bertanya, kalau demikian, Kristus bisa menerima saya sebagai seorang homoseks?
Kristus sudah terlebih dahulu menerima kita lepas dari siapa kita dan apa yang sudah kita perbuat dalam hidup kita. Dan karena itu, Ia memanggil kita semua untuk masuk ke dalam hubungan persahabatan denganNya.
Ketika kita menerima Kristus di dalam hidup kita, masa lalu kita telah ditebus, dan masa depan kita dijamin. Kita menjadi manusia yang baru; menanggalkan manusia lama kita bersama dendam, amarah, sakit hati, luka batin, kekecewaan, penderitaan, penolakan, benci, dan lain sebagainya; dan ketika Kristus mengangkat semua itu dari hidup kita, kita akan kehilangan semua alasan mengapa kita semua seperti kita sebelum bertemu dengan PribadiNya. Mengapa kita lebih senang mabuk, lebih senang memakai obat-obat terlarang, lebih senang melakukan hal-hal yang tidak senonoh, suka mencuri, tega membunuh, dan lain sebagainya; itu semua karena manusia lama kita masih memerintah. Tetapi ketika terang Kristus hadir di dalam hidup kita, kegelapan di dalamnya lenyap dengan sendirinya. Besar kemungkinan bahwa tubuh kita akan mendesak kita untuk melakukan hal-hal yang mana ia telah dibiasakan, namun alasan untuk menuruti keinginan tubuh kita sudah tidak akan ada lagi, dan belenggu atas hidup kita dihancurkan. Tuhan sudah mengubahkan kita.
Tuhan sanggup melakukan semua ini, tetapi apakah kita mau diubahkan?
Kalau kita ingin keluar dari belenggu homoseks, kita harus mau diubahkan. Hanya dengan cara demikian kuasa Allah mempunyai keluasan untuk membaharui hidup kita yang lama menjadi baru dan bermakna.
Kasih dari siapakah yang telah kita cari-cari di dalam hidup kita?
Tuhan telah mengasihi kita sebesar Ia rela mati untuk menebus dosa-dosa kita – tapi Ia tidak tinggal dalam alam maut, melainkan Ia bangkit supaya menjadi Tuhan atas orang-orang yang hidup, supaya dengan demikian kita bisa melihat karyaNya di dalam hidup kita.
Apakah kita juga mau mengasihiNya dengan segenap hati kita?
Tanpa kasih kita kepadaNya, maka semua komitmen dan kesalehan hidup kita pun tidak lain hanya egoisme semata-mata, karena jika demikian adanya, maka tujuan kita adalah diri kita sendiri. Apa yang nampak sebagai pengorbanan pun, takkan memberi faedah pada hubungan kita dengan Dia, karena pada hakikatnya kita mencari pemuasan diri kita sendiri. Hanya dengan sungguh-sungguh mengasihiNya, kita dapat bertumbuh di dalam Dia.
Dan ketika kita bertumbuh bersama dengan Dia, tantangan dan penderitaan apapun tidak akan merampas kita dari padaNya. Tantangan yang kita hadapi dapat membuat kita lemah bahkan terjerembab, tapi anugerah dan kekuatanNya akan mengangkat dan menolong kita terus bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus. Sampai waktunya kita pergi kepadaNya, atau jika Ia sendiri datang dan mendapati kita setia, dan kita akan bersama dengan Dia, dan Dia bersama-sama dengan kita.
Jikalau hal ini menjadi kerinduan Anda, dan Anda sendiri merasakan bahwa Allahlah yang sedang memanggil Anda untuk melakukan hal demikian, dengan iman bahwa Allah setia dan tidak membatalkan janji-janjiNya, maka terimalah kasih Tuhan itu ke dalam hati Anda, dan jangan biarkan keraguan atau rasa takut menghalangi keputusan Anda. Rangkullah kekuatan Tuhan, dan melangkahlah. Dengan demikian, Anda memiliki sebuah identitas yang sejati, yang tidak hanya terikat di bumi, tetapi juga di sorga.
Sebagai seorang yang telah lahir baru dan sedang bertumbuh dalam Kristus, carilah persekutuan di mana iman Anda dapat bertumbuh, dan tunjukkanlah buah-buah pertobatan. Hendaklah anugerah yang Tuhan berikan kepada Anda, diterima dengan rendah hati. Bersabarlah dalam bertumbuh, dan ingatlah bahwa pertumbuhan mau tak mau mensyaratkan rasa sakit. Menjadi milik Tuhan bukan berarti semua orang akan mengasihi dan bersikap baik kepada Anda, namun ingatlah bahwa kasih Tuhan kepada kita semua tak berubah, dan Ia mengasihi orang yang berbuat salah pada kita, sama seperti Ia mengasihi kita. Janganlah kita membalas kejahatan dengan kejahatan, namun kalahkanlah kejahatan dengan kabaikan. Mintalah hikmat kepada Tuhan untuk bagaimana membagikan kabar baik yang telah Anda terima kepada orang lain.
1 comment:
Terima kasih sharingnya mas Bundi. Selama pelayanan di Lembah Pujian dan kembali ke Kalimantan, saya baru tahu kesaksian. Selamat melayani, Tuhan Yesus memberkati.
Post a Comment